BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tubuh memerlukan energi untuk
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses
biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun)
dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya
dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn
nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Nutrisi
sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua
makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali
sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit
dikemudian hari
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya
yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ
asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal.
Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong
empedu dan pankreas.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi
maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi
buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.
B.
TUJUAN
PENULISAN
a. Tujuan umum
Untuk memenuhi
salah satu tugas matakuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
b. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi nutrisi
b. Untuk mengetahui anatomi fisiologi pencernaan
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi
d. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Untuk mengetahui prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi
-
Pemasangan
NGT dewasa
-
Pemasangan
NGT bayi
-
Pemberian
nutrisi secara oral
C.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apa itu pengertian nutrisi?
b. Bagaimana anatomi dan fisiologi
pencernaan?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi
pemenuhan nutrisi?
d. Masalah apa saja yang timbul dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi?
e. Bagaimana prosedur tindakan
pemenuhan kebutuhan nutrisi?
D.
SISTEMATIKA
PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan
dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi
pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud
dan tujuan, sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab II. Pembahasan, berisi
pembahasan yang menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi
Bab III. Penutup, berisi kesimpulan,
dan saran.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan,
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang
ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient
terdiri dari beberapa , diantarannya :
a.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang
terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas :
§ Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa
berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa
(glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa).
§ Karbohidrat kompleks (amilum) adalah
polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
§ Serat adalah jenis karbohidrat yang
diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit
atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan,
kitin pada hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
b.
Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan
dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi
adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber
protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan
kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting
pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri
dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik.
Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi
protein :
§ Protein menggantikan protein yang
hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
§ Protein menghasilkan jaringan baru.
§ Protein diperlukan dalam pembuatan
protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon
dan haemoglobin.
§ Protein sebagai sumber energi.
Kebutuhan protein
10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari
kebutuhan energi total.
c.
Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang
dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam
lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari
kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
·
Sebagai
sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9
kal/gr.
·
Ikut
serta membangun jaringan tubuh.
·
Perlindungan.
·
Penyekatan/isolasi,
lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
·
Perasaan
kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa
lapar kembali segera setelah makan.
d.
Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang
tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses
metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar
yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang
larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).Berikut ini rincian dari beberapa
vitamin dan penting:
a) Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga
berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A
akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap
infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati.
b) Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu
terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota
B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh
melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah.
Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia,
gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti
misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks.
Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1
dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c) Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai
sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan
menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar
dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang
kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan
kesehatan lainnya.
d) Vitamin D
Sinar
matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak,
kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi
dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium
masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam
susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu
olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju
dan yogurt kaya kalsium tetapi tidak
mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada
suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa
menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan
tulang cacat.
e.
Mineral
dan Air
Mineral merupakan unsure esensial
bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system
cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
·
Konstituen
tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
·
Pembentukan
garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl
(ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
·
Bahan
dasar enzim dan protein.
·
Kira-kira
6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.
·
Air
merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh
manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar
antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas
optimum
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN
a. Mulut
Mulut
merupakan bagian awal dari saluran pencernaanyang terdiri atas dua bagian luar
(vestibula), yaitu ruang diantar gusi, gigi, bibir, dan pipi; serta bagian
dalam yang terdiri dari rongga mulut.
b.
Faring dan Esofagus
Faring
merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan
bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal keenam.
Faring langsung berhubungan dengan esophagus,
sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang ±20-25 cm yang terletak
di belakang trachea dan di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks
menembus diafragma yang berhubungan
langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung. Esophagus
merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju lambung,
bentuknya seperti silinder yang
berongga dengan panjang 2 cm. Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter.
Dalam keadaan normal sphincter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada
makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan
balik ke oragan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan
dilakukan dengan kerja peristaltic.
c.
Lambung
Lambung
merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut
fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut antrum
pilorik). Lambung ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui
orifisium kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung
terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas.
Lambung
memiliki fungsi sebagai berikut :
·
Fungsi motoris adalah menampung makanan, mencegah
makanan menjadi partikel kecil, dan mencampurnya dengan asam lambung.
·
Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi
pepsinogenrennin, dan lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin
yang dapat memecah protein menjadi proteosa an peptone.
d.
Usus Halus
Usus halus
terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus
merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan hidup. Pada dinding usus
halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang
disebut kelenjar soliter yang berfungsi sebagai pelindung terhadap
infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus adalah mencerna dan meng absorpsi
chime dari lambung. Zat makanan yang telah haluskan diabsorpsi di dalam usus
halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan
bantuan vitamin D; serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu dan asam
folat.
e.
Usus Besar
Usur besar
(kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah
mengabsorsi air (± 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa.
f. Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh
g. Kantong empedu
Merupakan sebuah kantong
yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah di pinggiran
depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm. Dengan kapasitas 40 – 60 cm
h. Pankreas
Merupakan kelenjar yang
strukturnya sama seperti kelenjar ludah dengan memiliki panjang + 15 cm.
C.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMENUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang
manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa
jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang .
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau
pantangan terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap
suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga
tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi
perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan
yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di bandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan
metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20
tahun energy basal relative konstan.
7. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada
laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR
1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
8. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh
terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar
pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih
besar.
9. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda
yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau
karena efek samping obat.
10. Faktor Psikologis serti stress dan
ketegangan
Motivasi individu untuk makan
makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh
yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis.
Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
11. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang
berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin
dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga
mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi
yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
D. MASALAH YANG TIMBUL DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas
kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus,
Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan
yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :
·
Berat
badan 10-20% dibawah normal
·
Tinggi
badan dibawah ideal
·
Lingkar
kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
·
Adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot
·
Adanya
penurunan albumin serum
·
Adanya
penurunan transferin
·
Kemungkinan
penyebab:
·
Meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi
atau kanker
·
Disfagia
karena adanya kelainan persarafan
·
Penurunan
absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
·
Nafsu
makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu
keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan
akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
·
Berat
badan lebih dari 10% berat ideal
·
Obesitas
(lebih dari 20 % berat ideal)
·
Lipatan
kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
·
Adanya
jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
·
Kemungkinan
penyebab :
·
Perubahan
pola makan
·
Penurunan
fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah
peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status
nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang
berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat
dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan
kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan
nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya
hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan
gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol
darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan
nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
E. PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pemberian
nutrisi melalui oral
Pemberian
nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri.
Persiapan Alat dan Bahan :
a) Piring
b)
Sendok
c)
Garpu
d)
Gelas
e)
Serbet
f)
Mangkok cuci
tangan
g)
Pengalas
h)
Jenis diet
Prosedur Kerja :
a) Cuci tangan
b)
Jelaskan pada
pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c)
Atur posisi
depan
d)
Pasang
pengalas
e)
Anjurkan
pasien untuk berdoa sebelum berdoa
f)
Bantu untuk
melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan
minum sesudah makan.
g)
Bila selesai
makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
h)
Catat hasil
atau respons pemenuhan terhadap makan
i)
Cuci tangan
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung.
Pemberian
nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.
Persiapan Alat dan Bahan :
a) Pipa penduga
dalam tempatnya
b)
Corong
c)
Spuit 20cc
d)
Pengalas
e)
Bengkok
f)
Plester,
Gunting
g)
Makanan
dalam bentuk cair
h)
Air matang
i)
Obat
j)
Stetoskop
k)
Klem
l)
Baskom
berisi air (kalo tidak ada stetoskop)
m) Vaselin
Prosedur
Kerja :
a) Cuci tangan
b)
Jelaskan
pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c)
Atur posisi
semi/fowler pada pasien
d)
Bersihkan
daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
e)
Letakkan
bengkok (neirbekken) di dekat pasien
f)
Tentukan
letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa dari epigastrum sampai hidung.
Kemudian dibengkokkkan ke telinga, dan beri tanda batasnya.
g)
Berikan
vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya.
h)
Tentukan
apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara :
1) Masukknya ujung selang yang diklem ke dalam baskom
yang berisi air (klem dibuka). Perhatikan bila ada gelembung, pipa tersebut
masuk ke lambung. Setelah itu di klem atau dilipat kembali.
2)
Masukkan
udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan
stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk.
Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalm sebanyak jumlah yang
dimasukkan.Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan
memasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
i)
Pada
awalnya, tuangkan dan masukkan air matang ± 15cc melalui pinggirnya.
j)
Berikan
makanan dlam bentuk cair yang tersedia. Setelah itu, bila ada obat, maka asupan,
kemudia beri minum, lalu pipa pendugadiklem
k)
Catat hasil
atau respons pasien selama pemberian makanan.
l)
Cuci tangan
3. Pemansangan NGT pada dewasa
Ø Pengertian
NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini
adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang
plasitic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Ukuran NGT diantaranya di
bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1.
Dewasa
ukurannya 16-18 Fr
2.
Anak-anak
ukurannya 12-14 Fr
3.
Bayi
ukuran 6 Fr
Ø Indikasi pemasangan NGT
indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
1.
Pasien
tidak sadar
2.
pasien
Karena kesulitan menelan
3.
pasien
yang keracunan
4.
pasien
yang muntah darah
5.
Pasien
Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
Ø Tujuan Pemasangan NGT
Tujuan
pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan
nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan
2.
Mencegah
terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
3.
Untuk
melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
4.
Untuk
mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada
lambung
Ø Kontraindikasi pemasangan NGT
1.
Pada
pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2.
Pasien
yang mengalami cidera serebrospinal
Ø Peralatan yang dipersiapkan
diantaranya adalah;
1.
Selang
NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
2.
Handscun
bersih
3.
Handuk
4.
Perlak
5.
Bengkok
6.
Jelli
atau lubricant
7.
Spuit
10 cc
8.
Stetoskop
9.
Tongue
spatel
10.
Plaster
11.
Pen
light
12.
Gunting
Ø Prosedur Kerja:
1. Siapkan peralatan di butuhkan
seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di
hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT
2. Setelah peralatan siap minta izin
pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan
pemasangan NGT
3. Setelah minta izin bawa peralatan di
sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat memasang NGT berda di sebelah
kanan pasien
4. Pakai handscoon kemudian posisikan
pasien dengan kepala hiper ekstensi
5. Pasang handuk didada pasien untuk
menjaga kebersihan kalau pasien muntah
6. Letakkan bengkok di dekat pasien
7. Ukur selang NGT mulai dari hidung ke
telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoidius setelah
selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan
8. Masukkan selang dengan pelan2, jika
sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien
fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah benar2 masuk
dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang
lagi
9. Jika sudah masuk cek lagi apakah
selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan memasukkan angin sekitar
5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara angin
berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di
masukkan tadi
10. Jika sudah sampai lambung akan ada
cairan lambung yang teraspirasi
11. Kemudian fiksasi dengan plester pada
hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa mengklem ujung selang supaya
udara tidak masuk
12. Setelah selesai rapikan peralatan
dan permisi pada pasien atau keluarga.
4.
Pemasangan
NGT pada bayi
Ø Pengertian
Merupakan tindakan keperawaan yaitu memasang NGT pada bayi
yang mengalami gangguan nutrisi.
Ø Tujuan
Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi/anak
Ø Alat dan bahan
o
baki
dan alas
o
NGT
sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no. 10-14)
o
Spuit
10-20 cc
o
Serbet
makan
o
Kain
alas
o
Nierbeken
o
Plester
dan gunting\
Ø Proseduur Kerja
o
Jelaskan
prosedur pada pasien/keluarga pasien
o
Cuci
tangan
o
Pasang
handscoon
o
Anak
diatur dalam posisi semi fowler. Pada anak yang gelisah bila tidak ada orang
lain yang membantu pasang restrain, pada bayi di bedong
o
Meletakkan
kain alas di bawah kepala bayi/anak
o
Serbet
makan dipasang di atas dada. Nierbeken diletakkan disamping pipi
o
Lubang
hidung dibersihkan
o
Mengukur
panjang pipa yang akan di masukkan
o
Memberi
batas panjang pipa yang harus masuk
o
Memasukkan
pipa lambung ke dalam salah satu lubang hidung sampai batas yang telah
ditentukan
o
Memeriksa
ketepatan pipa masuk ke dalam lambung dengan cara:
§ Menghisap cairan lambung dengan spuit
§ Mendengarkan melalui stetoskop
sementara melalui pipa dimasukkan udara 2-3 cc dengan spuit
o
Menambatkan
pipa lambung dengan plester
o
Spuit
dipasang pada pangkal pipa kemudian udara di hisap kembali
o
Rapikan
alat
o
Cuci
tangan
o
Dokumentasi
tindakan
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang
lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain.
Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar
dari ancaman-ancaman penyakit.
B. SARAN
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting
untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi
keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap
hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit
akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR
PUSTAKA
Alimul H,
A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi
Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Brunner
& Suddart, 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC
Towarto,
Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar &
Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
Perry,
dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan
Prosedur Dasar. Jakarta: EGC
Asmadi,
2008, Teknik Prosedural Keperawatan:
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat,
AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika